Ngontel…

Namanya Pak Kliwon, saya manggilnya mbah kliwon. Seorang tua yang masih bekerja di Telkom Kotabaru sebagai OB (on behalf of SPM). Tiap pagi ba’da shubuh (dan sore pulang kerja) dia selalu mengayuh sepedanya alias ngontel dari rumahnya di Kasihan Bantul ke Kotabaru. Sekitar satu jam ia nikmati dengan sepeda kerbaunya (aka pit kebo :D). Bukan sepeda dengan kondisi prima yang speednya bisa gonta ganti jika ada turunan tanjakan namun sepeda dengan teyeng disana sini dan rem yang entah masih berfungsi atau harus dibantu dengan gesekan kaki. Ia melakoni itu sejak tahun 1982 (bayangin sejak aku lahir sampai sekarang aku dah punya anak satu!). mbrebes mili aku tapi menginspirasi sekali.

Cintaku pada motor bututku ternyata harus bermuara pada syukur yang tiada henti diucapkan.

Meski motor itu motor kubeli bekas namun handal di segala medan, irit bensin. Bahkan pernah nyasar dan ditertawakan orang. Bukan menertawakan modelnya yang klasik dan berspion kanan-kiri (kata orang motornya berdoa), tapi bagaimana mungkin motor berplat AB kota bisa nyasar sampe jauh padahal tujuannya RS PKU Muhammadiyah (RS di pusat kota yg hampir smua orang jogja tau) hehehhehe kalo ingat itu aku senyum aja soalnya kalo cerita ke orang2 semakin terpuruklah diriku :))

Dan yang bikin aku seneng juga motor itu motor patuh anti kebut2an. Aku jalan di jl magelang yang lebar dan tidak padat sudah ku gas sekuenceng2nya eh ternyata di spedo nya tidak lebih dari 60km/jam kekekeke aman…aman…

Jika dibandingkan dengan mbah kliwon aku belum seberapa. Perjuangannya menghidupi anak istri membuat kita yang muda jadi malu kalau banyak mengeluh. Semoga mbah kliwon selalu diberkahi oleh Allah dengan kesehatan, keikhlasan dan semangat untuk tidak menjadi beban orang lain. Amiiiin