Tangguh

Berikut ada artikel dari kompas yang diposting bapakeGhozan di milis :

Pentingnya Gizi Jiwa dan Spiritual Anak
Rabu, 30 April 2008 | 18:51 WIB

ANAK adalah investasi masa depan. Mencetak anak-anak yang tangguh di era yang modern tentu bukan persoalan gampang karena tantangan bagi anak maupun orang tua kini semakin kompleks.

Sibuknya orangtua jaman sekarang menjadi tantangan tersendiri dalam proses pendidikan ini. Globalisasi membuat lingkungan hidup kita makin bercampur aduk. Setiap orang termasuk anak-anak bakal menghadapi beragam peristiwa, gambar, benda yang mungkin tidak sesuai dengan nilai dan budaya yang bernilai tinggi.

Maka, tak heran bila perkembangan teknologi dan media yang kian canggih ini kerap kali membuat anak tidak bisa membendung dirinya. Kecanduan dengan banyak hal tidak bisa dihindari, karena di situ mereka menemukan hal yang tak didapatkan dari dunia nyata. Tak sedikit anak sekarang keranjingan permainan elektronik atau pun media lain. Dengan kata lain, anak zaman ini hidup di ¨era layar¨. Akibatnya, anak-anak pun cenderung tidak aktif.

Menurut psikolog, Elly Risman Psi, para orang tua punya tanggung jawab besar dalam membentuk kepribadian dan karakter anak mereka. Karena itu, tuntutan ini bukan main-main, baik ayah maupun ibu memiliki pengaruh besar agar anak menjadi tangguh dan dewasa. Ironisnya, masih banyak orangtua yang tak paham mendidik anak dengan baik.

¨Tidak semua orang tua paham tentang apa yang dibutuhkan anak-anaknya terutama dalam pemenuhan gizi. Mereka hanya berusaha memenuhi gizi dari segi fisiknya saja,¨ papar Elly, Selasa (29/4) di Jakarta.
Padahal, lanjut Staf Ahli Menko Kesra ini, membentuk anak tangguh tidak hanya gizi fisik yang diperlukan. Anak-anak juga butuh dua jenis gizi yang tak kalah pentingnya yakni gizi jiwa dan gizi spiritual.

Gizi jiwa, terang Elly, dapat diwujudkan dengan mendorong anak supaya aktif secara fisik tidak terjebak di ¨era layar¨. Ini dapat dilakukan dengan pendampingan dan pola komunikasi yang tepat.

¨Anak yang aktif secara fisik takkan kecanduan dengan dunia layarnya. Mereka berinteraksi dengan sesamanya sekaligus mengaktualisasi dan meningkatkan kepercayaan diri. Ortu harus menjadi role model aktif untuk melakukannya lebih dahulu dan mengomunikasikannya dengan baik. Jangan biasakan menyuruh, tetapi anak diberi kesempatan berpikir, memilih dan membuat keputusan sendiri,¨ papar Elly.

Pengasuhan yang komprehensif merupakan faktor penting dalam pemberian gizi jiwa. Diawali dari kesepakatan orang tua (ayah dan ibu) tentang anak yang bagaimana yang ingin mereka hasilkan.

¨Tangguh hanya dihasilkan dengan tega membiarkan anak mengalami jatuh bangun, gagal, untuk kemudian berhasil. Anak yang tak pernah gagal tak tahu apa artinya berhasil, tak pernah kecewa tak tahu bagaimana nikmatnya mencapai sesuatu,¨ ujar lulusan Fakultas Psikologi UI yang pernah belajar di Universitas Hawaii dan Universitas Florida ini.

Gizi ketiga yang tak kalah penting adalah gizi spiritual atau menanamkan sejak dini tentang hadirnya Tuhan dalam diri anak. Ini pijakan dasar yang harus kuat karena dengan menghadirkan Tuhan, anak mengetahui bahwa manusia diciptakan dengan sangat unik.

Dengan menyadari keunikannya, saat berada dalam kompetisi, anak akan mengenal keterbatasan kelebihan dirinya dan bisa menerima kenyataan. ¨Menghasilkan anak tangguh sebenarnya bermula dari diri kita selaku orang tua. Kita harus memilih parenting style tepat, kerja sama dari orang tua, keteguhan dalam melaksanakan kesepakatan dan pemenuhan tiga jenis gizi tersebut,¨ tandas Elly.

Allohumma inni audzu bikalimatillahi minasyaithooni wa hammati wa min kulli ainin laammah. Sehat jasmani dan ruhi. menjadi anak tangguh dambaan umat amiin. Kalau memang Nayla kurus jasmani, jiwa ruhi nya otak dan imannya ndak boleh ikutan kurus. Ayo berusaha berusaha (sambil melototin diri sendiri)!!!!

Leave a comment